JAKARTA - Kepala
Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Firman
Noor mengatakan partai-partai politik yang solid merupakan salah satu prasyarat
dalam membangun sistem demokrasi yang kuat.
"Demokrasi akan kuat bila ditopang
partai-partai yang mampu menjalankan fungsi-fungsinya secara baik. Partai
politik dapat menguatkan demokrasi melalui pendidikan politik, resolusi
konflik, sosialisasi politik, rekrutmen politik, dan lain-lain," kata
Firman dalam diskusi yang diadakan Pusat Penelitian Politik LIPI secara daring
diikuti di Jakarta, Kamis (25/3).
Firman mengatakan kemampuan menciptakan keutuhan
partai berkorelasi dengan kemampuan menjalankan fungsi secara efektif. Partai
yang terfragmentasi akan lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk
menyelesaikan pertarungan dan pembenahan internal.
Fragmentasi Partai Politik tidak
hanya akan meredupkan kerja-kerja di akar rumput, tetapi juga dapat
mempengaruhi performa partai di tingkat parlemen dan pemerintahan.
"Membangun soliditas partai tidak hanya bergantung pada faktor tunggal
saja. Soliditas partai pada akhirnya merupakan negasi dari penyebab
fragmentasi," ujarnya pula.
Firman mengatakan partai-partai politik di
Indonesia bisa belajar dari fragmentasi dan konsolidasi yang terjadi pada
berbagai partai politik sejak era awal kemerdekaan.
Ia menyebut Partai Masyumi misalnya. Pada awal
terbentuk masih mencari bentuk, sehingga partai belum terlembaga. Semangat
faksi atas dasar afiliasi organisasi kemasyarakatan; yaitu Nahdlatul Ulama,
Muhammadiyah, Sarekat Islam, dan lain-lain; juga masih sangat kental.
Baru setelah tujuh tahun, Partai Masyumi mulai
relatif stabil. Partai menjadi representasi ideologi dan identitas politik
serta ketokohan partai menjadi elemen pemersatu.
Source : www.republika.co.id